My Profile

R3_G@'s BloG
Join Now !!!! Cara Mudah Dapat $DOLLAR$ klik dan daftar di sini


DonkeyMails.com: No Minimum Payout
11.24

Miracle of Wetland

Deskripsi Lahan Basah “Rawa Tungkaran”

A. Definisi Lahan Basah

Lahan basah didefinisikan sebagai suatu daerah payau, gambut dan perairan yang alami maupun buatan, lahan tetap maupun sementara dengan perairannya yang mengalir atau tergenang, tawar, agak asin maupun asin dan termasuk di dalamnya wilayah laut yang kedalamannya kurang dari 6 m pada waktu air surut. Ekosistem lahan basah perlu dilestarikan karena merupakan lingkungan ekosistem yang paling produktif di dunia serta merupakan habitat bagi kehidupan berbagai keanekaragaman hayati (flora dan fauna) termasuk sebagai penyedia air bersih dan sumber plasma nuftah.

Lahan basah merupakan ekosistem peralihan (ekoton) antara ekosistem perairan (aquatic) dan ekosistem daratan (terrestrial), adanya dominasi rejim air dan adanya tanaman (hidrofita) yang mempunyai daya adaptasi yang baik terhadap kondisi lahan yang senantiasa jenuh (tergenang) air.

Berbagai fungsi dan manfaat penting dari ekosistem lahan basah antara lain sebagai penyedia air bersih (daerah tangkapan air), pelindung banjir dan badai, penyeimbang daerah pantai dan pelindung erosi, penyaring dan penjernih air dari sedimentasi, nutrien dan pencemar, penyeimbang kondisi iklim lokal antara lain curah hujan dan suhu udara, sumber makanan dan pendapatan (perikanan, produksi kayu dan hasil hutan non kayu, serta pertanian), lokasi pendidikan dan penelitian, sumber energi serta penunjang transportasi dan pariwisata.


B. Lahan Basah di Desa Tungkaran

Secara geografis desa Tungkaran di Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan terletak di 3º37′22.8” LS dan 114º42′09.2” BT. Disepanjang jalan antara desa Tungkaran dan desa Kramat itu, terbentang lahan yang kondisinya tergenang oleh air. Desa Tungkaram Kabupaten Banjar merupakan salah satu desa yang cukup berkembang. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya rumah-rumah penduduk yang berada di desa tersebut. Selain itu, di desa Tungkaran juga terdapat pembudidayaan ikan.

Sebagian besar kondisi tanah di Kalimantan Selatan adalah lahan basah atau lahan gambut. Artinya, daerah Kalimantan selatan merupakan kawasan rawa terbesar karena tergenang air, baik secara musiman maupun permanen dan banyak ditumbuhi vegetasi sehingga secara umum kondisi lahan basah memiliki tekstur, sifat fisik dan kimia yang khas.

Luas lahan basah di Kalimantan Selatan mencapai 382.272 ha. Lahan basah di Kalimantan Selatan merupakan daerah cekungan pada dataran rendah yang pada musim penghujan tergenang tinggi oleh air luapan dari sungai atau kumpulan air hujan, pada musim kemarau airnya menjadi kering.

Lahan basah sangat unik dan memiliki kepentingan ekologis yang luas, mulai tingkat lokal hingga global. Lahan basah bisa diberdayakan secara produktif bagi ekonomi lokal, sumbangannya terhadap keanekaragaman hayati juga sangat signifikan. Ribuan jenis tanaman unik dan unggas khas yang bermigrasi biasanya singgah di kawasan lahan basah.

Kondisi lingkungan lahan basah di desa Tungkaran sangat banyak di tumbuhi vegetasi air seperti eceng gondok, purun tikus, padi dan teratai.

1. Eceng gondok (Eichhornia crassipes) adalah salah satu jenis tumbuhan air mengapung. Eceng gondok hidup mengapung di air dan kadang-kadang berakar dalam tanah. Tingginya sekitar 0,4 - 0,8 meter. Tidak mempunyai batang. Daunnya tunggal dan berbentuk oval. Ujung dan pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggelembung. Permukaan daunnya licin dan berwarna hijau. Bunganya termasuk bunga majemuk, berbentuk bulir, kelopaknya berbentuk tabung. Bijinya berbentuk bulat dan berwarna hitam. Buahnya kotak beruang tiga dan berwarna hijau. Akarnya merupakan akar serabut. Eceng gondok tumbuh di kolam-kolam dangkal, tanah basah dan rawa, aliran air yang lambat, danau, tempat penampungan air dan sungai. Tumbuhan ini dapat mentolerir perubahan yang ektrim dari ketinggian air, laju air, dan perubahan ketersediaan nutrien, pH, temperatur dan racun-racun dalam air. Eceng gondok dapat berfungsi untuk menjadi penyerap polutan yang bagus, sehingga air yang dihasilkan dari kolam khusus yang ditanami eceng gondok itu tidak mencemari lingkungan. Dari penelitian telah diketahui, tanaman berakar rimpang ini mampu menyerap nitrogen, fosfat dan zat organik. Bahkan juga bisa menyerap uranium dan mercirium, dua zat yang sangat berbahaya bila mencemari perairan. Namun bukan berarti tidak ada masalah sama sekali. Eceng gondok ini tidak bisa dibiarkan begitu saja tumbuh bebas. Setiap dua bulan eceng gondok itu harus diremajakan. Karena kalau terlalu tua kemampuan menyerap polutan berkurang, sehingga kualitas air yang disaringnya pun menurun. Manfaat lain dari eceng gondok adalah eceng gondok dapat dibuat bahan kerajinan tangan, ada yang dibuat jadi tas,tikar dsb. Selain itu juga dapat dibuat makanan ternak dan campuran pupuk (kompos).

2. Purun tikus atau nama ilmiahnya Eleocharis dulcis yang kalau dalam ilmu taksonomi digolongkan cyperaceae merupakan tumbuhan khas lahan rawa. Tanaman air ini banyak ditemui pada tanah sulfat masam

dengan tipe tanah lempung atau humus. Biasanya kita dapat menjumpainya pada daerah terbuka atau tanah bekas kebakaran. Batang tegak, tidak bercabang, warna abu-abu hingga hijau mengkilat dengan panjang 50-200 cm dan ketebalan 2-8 mm. Tumbuhan ini dapat dijadikan vegetasi indikator untuk tanah sulfat masam. Purun tikus juga dapat dibuat kerajinan tangan seperti tikar purun.


3. Padi tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Padi termasuk dalam suku padi-padian atau

Poaceae (sinonim Graminae atau Glumiflorae). Padi rawa atau padi pasang surut dikembangkan oleh masyarakat yang tinggal di rawa-rawa Kalimantan. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti ayunan kedalaman air. http://id.wikipedia.org/wiki/Padi

Sebagian lahan tersebut juga digunakan warga sebagai media bercocok tanam, yaitu dengan menanam padi. Beberapa ikan juga menghuni rawa yang memiliki air yang jernih ini. Hal ini terlihat dari ramainya orang-orang yang memancing disana.

4 Teratai rawa (Nymphaea lotus) tanaman air merupakan tanaman menahun yang indah, asli yang berasal dari daratan Asia. Teratai dibudidayakan di perairan dan kolam, kadang ditemukan tumbuh liar di rawa-rawa. Tanaman air ini tumbuh tegak. Dengan rimpang yang tebal dan bersisik, serta tumbuh menjalar. Daun dan bunga keluar langsung dari rimpangnya yang terikat pada lumpur di dasar kolam atau rawa. Helaian daun lebar dan bulat, disangga oleh tangkai yang panjang dan bulat berdiameter 0,5-1 cm, panjangnya 75-150 cm. Daun menyembul ke atas permukaan air, menjulang tegak seperti perisai. Daunnya biasa dipakai sebagai bahan pembungkus, rimpang muda dan biji bisa dimakan. Dalam pemanfaatannya bagian yang dipakai yaitu seluruh bagian dari tanaman. Rimpang, daun dan tangkai, bunga dan benang sari, biji dan penyangga bunga yang seperti sarang tawon/spons (reseptacle), serta tunas biji. Pemakaian segar atau yang telah dikeringkan. Penyakit yang dapat diobati dengan tanaman ini seperti : diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia, hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung, beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, serta ejakulasi.

Keadaan lahan basah di desa Tungkaran ini banyak digenangi oleh air yang berwarna agak kehitaman dan sedikit kotor. Hal ini bisa dimanfaatkan masyarakat untuk membudidayakan eceng gondok. Karena eceng gondok lebih mudah hidup di air yang kotor dan memiliki keuntungan yang banyak. Tetapi hal ini kurang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, yang ditandai dengan kurang terawatnya tanaman yang terdapat di lahan basah tersebut terutama tanaman eceng gondok. Selain bermanfaat, tanaman eceng gondok juga memiliki dampak negatif bagi kehidupan, seperti: meningkatnya (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat, menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens), mengganggu transportasi air, meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia, dan menurunkan nilai estetika lingkungan perairan. Lahan basah memiliki banyak manfaat diantaranya yang paling utama adalah pencegah banjir pada waktu musim hujan dan dapat mencegah kekeringan pada musim kemarau.

Dari fungsi-fungsi tersebut, rawa ini memiliki nilai ekologis yaitu nilai yang berperan terhadap keberlangsungan lingkungan. Selain itu, nilai-nilai yang dikandung rawa tersebut adalah nilai ekonomis namun kurang begitu teroptimalkan. Rawa Tungkaran ini juga berpotensi sebagai tempat pariwisata. Wisata yang dapat dikembangkan berupa wisata air seperti tempat pemancingan, restoran terapung, wahana olahraga air, dan lain-lain.

Nama : Rama Regawa

NIM : J1F108028